Wednesday, June 6, 2007

Analisis Harga Keekonomian BBM Juni 2007

PERTAMAX on the Move!

Subsidi BBM vs "Politik 2009"

Trend kenaikan harga minyak dan BBM di pasaran internasional telah mengakibatkan harga keekonomian BBM dan BBK juga ikut naik, khususnya untuk jenis Solar dan Minyak Tanah. Kondisi ini diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap U$, sehingga untuk minggu pertama Juni 2007 ini harga keekonomian Premium dan Pertamax juga relatif menguat.

Trend ini sudah berlangsung dalam 4 bulan terakhir dan Pemerintah harus berpikir keras untuk menutup beban subsidi yang tentunya juga akan semakin membengkak akibat adanya ”komitmen politik 2009” yang tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi hingga tahun tersebut berakhir.

Harga Motor Gasoline (Mogas) Singapore yang menjadi acuan harga Premium sebenarnya stabil bahkan relatif turun tipis. Namun dengan melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, maka untuk posisi minggu pertama Juni 2007 harga Keekonomian Premium akan berkisar di harga Rp 6.350/ Liter.

Hal yang sama juga terjadi dengan harga Gasoil Singapore yang menjadi acuan harga Solar. Harga Keekonomian solar minggu pertama Juni 2007 ini sudah berada dikisaran Rp. 5.950/ Liter.

Sedangkan kenaikan harga kerosene Singapore sebagai acuan harga minyak Tanah berkontribusi besar dalam mendorong harga Keekonomian Minyak tanah pada minggu pertama Juni 2007 menembus angka Rp. 6.050/ liter. (Lihat Grafik diatas)

Subsidi Ekonomi Bisa Mencapai Rp. 7 Triliun/ Bulan.
Tentunya, lonjakan harga internasional ketiga BBM ini akan berdampak pada pembengkakkan beban subsidi, dimana Pemerintah telah terlajur menjanjikan tidak ada kenaikan BBM hingga 2009. Dengan mengacu pada volume BBM berdasarkan APBN 2007, maka dengan kenaikan harga keekonomian ini maka diperkirakan beban subisidi BBM secara ekonomi akan mencapai sekitar Rp 7,4 Triliun dalam sebulannya (dengan rincian: Premium Rp 2,6 Triliun, Solar Rp. 1,5 Triliun, Minyak Tanah Rp. 3,3 Triliun).

Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana cara Pemerintah menutup beban subsidi yang semakin besar tersebut? Lalu dimana slogan subsidi tepat sasaran? bahwa subsidi BBM hanya untuk rakyat kecil? Lalu apakah ini sudah saatnya pajak progressif kendaraan mewah (dilihat dari tahun keluar dan CC mesin) mulai diterapkan? Nampaknya semua akan sulit kita cari solusinya jika kemudian ujung-ujungnya kebijakan menaikkan harga BBM akan dianggap sebagai kebijakan tidak populer dan rawan politisasi.

Pertamax on the Move!
Lebih lanjut, harga Bahan Bakar Khusus (BBK) seperti Pertamax dan Pertamax Plus juga menunjukkan trend harga semakin tinggi seiring lonjakan harga Motor Gasoline RON 92 dan 95 di pasar singapore. Harga Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina DEX (Solar Grade Tinggi) pada minggu pertama Juni 2007 ini diperkirakan berturut-turut sekitar Rp. 6.500, Rp. 6.775, dan Rp. 6.700 per Liternya.

Belum ada data resmi dari Pertamina, berapa besar lonjakan kenaikan volume Premium akibat terus menjulangnya harga Pertamax dan Pertamax Plus. Dengan perubahan pola konsumsi ini, maka beban subsidi terhadap Premium juga akan semakin meningkat.

Sedangkan harga Bahan Bakar Nabati/ Biofuel sesuai dengan harga referensi Biodiesel (B100) minggu pertama Juni 2007 juga mengalami kenaikan cukup tajam, meski untuk etanol justru mengalami penurunan tipis. Berdasarkan perhitungan BBMwatch harga keekonomian Ethanol (Bio-Premium) dan Biodiesel (Bio-Solar) untuk kawasan Asia Pasifik berturut-turut mencapai angka Rp. 4.900/ liter, dan Rp. 8.050 / Liternya. Kondisi inilah yang membuat Pertamina akan semakin “ogah” mengembangkan biofuel, tanpa dukungan nyata dari Pemerintah.***

DISCLAIMER: Perhitungan diatas adalah untuk status trend harga menggunakan data minggu pertama Juni 2007. Harga untuk bulan Juli 2007, akan dibahas di BBMwatch News dan BBMwatch Journal No. 28 Vol. V Tahun 2007. Perhitungan harga keekonomian BBM oleh BBMwatch menggunakan metodologi yang mengacu pada Perpres 55 tahun 2005.

Monday, June 4, 2007

Pengawasan SPBU Secara Digital di Polandia

Sistem Pengawasan SPBU secara Digital di Polandia : Studi Kasus di Polandia
Sumber : Marek Dzioch

Kejahatan sering terjadi di SPBU berupa pencurian bahan bakar dengan kendaraan setelah selesai mengisi ataupun pencurian asesoris mobil dan barang-barang lainnya yang dijual di SPBU. Meningkatnya aksi kejahatan bersenjata di SPBU terkait dengan banyaknya uang hasil penjualan bahan bakar oleh SPBU, uang tunai dalam cash register, serta kurangnya perlindungan atas tempat-tempat tersebut. Sedikitnya jumlah pegawai kadang-kadang cuma seorang, dan jauhnya letak kantor polisi atau pusat pemantauan membuat SPBU menjadi sasaran empuk pencurian dan kelompok kejahatan terorganisir.

Sistem alarm hanya melindungi SPBU dari perampokan bukan pencurian langsung yang terjadi selama jam kerja saat semua pegawai sibuk. Terpisah dari pencurian bahan bakar ataupun barang lainnya di SPBU harus diambil sebuah pertimbangan dimana ada kemungkinan pencurian dilakukan dari mobil konsumen ataupun aksi vandalisme.

Sistem pengawasan video yang handal dan didesain dengan baik adalah salah satu faktor utama yang bisa meningkatkan keamanan di tiap SPBU. Murahnya harga berbagai solusi mutakhir menjadikan sistem keamanan seperti ini begitu efektif dalam hal biaya saat ini.

PANDUAN DESAIN
Sebelum memulai mendesain sistem, kita harus mempertimbangkan hal-hal yang akan kita awasi dan rekam.

Hal-hal itu seperti tampilan dan wajah orang, detil kendaraan (tahun dibuat, warna, dan nomor registrasi). Setelah panduan ini ada dalam pertimbangan maka kita bisa menempatkan sejumlah kamera yang diperlukan.

Juga harus diawasi lokasi dimana kendaraan masuk dan berhenti, pompa bensin, pintu masuk menuju toko, interior toko, meja kasir dan pintu keluar.

+ Pompa
Area observasi harus mencakup kendaraan yang bersebelahan dengan pompa bensin. Area tersebut akan memudahkan pengambilan detil gambar termasuk nomor registrasi dan sosok pengendara. Juga hal penting lainnya adalah ketika pompa bensin berada di satu baris maka diperlukan dua kamera, satu didepan dan yang lainnya dibelakang. Hal ini akan menghindari terhalangnya pantauan oleh mobil kedua. Kamera harus ditempatkan pada ketinggian optimal yang memudahkan jarak pandang yang baik untuk menangkap plat registrasi.

+ Pintu masuk dan keluar
Pengawasan kendaraan yang masuk dan keluar adalah solusi yang tepat karena tidak setiap kendaraan akan membeli bensin. Beberapa kendaraan mungkin saja diparkir diluar area pengawasan dan pengendara atau penumpangnya hanya membeli sesuatu di toko. Harus terdapat sejumlah kamera khusus yang ditempatkan di pintu masuk dan keluar namun jika terdapat masalah berupa keterbatasan kabel bisa saja digunakan kamera jangkauan jauh dengan lensa fokus yang tajam. Bersamaan dengan kamera tersebut harus pula diatur agar area observasi makin tajam dengan cara mempersempit jalur masuk dan keluar. Hal ini bisa dilakukan dengan memberi batas seperti trotoar ataupun tiang besi dan pembatas lainnya. Tujuan cara ini adalah untuk meminimalkan area pengawasan kamera yang memudahkan merekam detil kecil.

+ Infrastruktur lainnya dalam SPBU
SPBU ukuran menengah biasanya terdapat toko serba ada, tempat cuci mobil, bengkel dan sebagainya. Untuk mengawasi berbagai tempat tersebut membutuhkan banyak kamera dan multiplexer atau sejenis alat tersebut yang bisa mengawasi dan merekam semua kejadian.

Solusi lain yang bisa ditawarkan berupa observasi detil di pintu. Untuk keperluan ini bisa dipakai kamera lensa pendek dengan sudut pandang yang besar dipasang diatas pintu. Lebih baik jika semua kamera dilengkapi dengan lensa otomatis untuk menghindari everexposing dari cahaya matahari atau lampu.

Berikut panduan pemasangan kamera berdasarkan asumsi diatas :
Kamera 1 : mengawasi jalan masuk menuju SPBU.
Kamera 2 : mengawasi jalan keluar dari SPBU.
Kamera 3 dan 4 : mengawasi pompa bensin pertama.
Kamera 5 dan 6 : mengawasi 2 pompa bensin lainnya.
Kamera 7 : mengawasi meja kasir dan pintu masuk menuju bangunan SPBU.
Kamera 8 : mengawasi ruangan lain di bangunan SPBU.
Kamera lainnya hingga 16 : mengawasi tempat penting lainnya seperti tempat parkir, restoran, tempat cuci mobil, dan lainnya.

Contoh sistem pengawasan SPBU
Pemilihan Peralatan
Kamera
Untuk bisa mengawasi objek dan tempat secara baik maka diperlukan kamera bewarna yang sensitif dengan resolusi tinggi dan kendali lensa otomatis. Area dengan tingkat pencahayaan yang rendah memerlukan kamera malam. Kamera dengan sensor Super Wide Dynamic atau memiliki fungsi High Lum Cancel merupakan perangkat ideal yang bisa dipasang di lokasi yang memiliki kemungkinan mendapat cahaya secara tiba-tiba dari kendaraan.

Kamera universal yang mampu memenuhi semua persyaratan tersebut adalah SN-587C/A/10 M11205. Kamera ini merupakan salah satu kamera paling canggih yang menggunakan sensor citra Super Wide Dynamic. Kamera ini sangat insensitif terhadap overexposure ataupun underexposure dalam fragmen citra akibat cahaya pantulan, langsung ataupun backlight. Citra akan tersamarkan karena area bercahaya ataupun gelap. Kamera yang paling baik adalah yang memiliki fungsi pandang malam (night vision). Jika fungsi ini diaktifkan maka kamera langsung beralih ke mode B/W dengan kondisi rendah pencahayaan. Kamera ini mampu menghapus efek yang tidak perlu dalam citra yang bisa saja muncul dalam kondisi seperti itu. Karena kamera ini masuk jenis 480 TVL resolusi horizontal maka termasuk kelompok resolusi tinggi.

Lensa
Di SPBU harus digunakan kamera dengan lensa otomatis. Lensa otomatis ini mampu menyesuaikan proporsi tetap dari cahaya yang jatuh pada sensor citra dan tidak dipengaruhi oleh kondisi pencahayaan. Kamera ini mampu bekerja dengan baik dalam kondisi pencahayaan yang ekstrim (cahaya berlebihan ataupun redup). Selain itu kamera ini menjamin gambar tidak akan overexpose oleh cahaya ataupun pantulan dari permukaan benda lain.

Rekaman Video
Langkah berikutnya dari sistem ini adalah memasang alat rekaman yang bisa diputar ulang maupun dilihat secara langsung. Rekaman video digital dengan fungsi jaringan adalah hal yang utama saat ini dalam system pengawasan digital. Sistem ini begitu mudah dipasang dan dijalankan serta mudah mengendalikannya dari jarak jauh lewat jaringan.

Sistem pengawasan digital berbasis kartu DVR. Setting ini berisi kartu DVR khusus yang dipasang dalam PC dan menggunakan perangkat software. Adalah sulit untuk membuktikan keunggulan suatu sistem dengan sistem lainnya. Perangkat ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Namun dengan terus terdapatnya kerjasama antara produsen dan pengguna sistem ini maka akan berkembang software dan fungsi baru yang menjadikan sistem ini lebih fleksibel dan handal.

Kartu yang berasal dari berbagai produsen akan berbeda dalam aplikasi sirkuit integrasi, kemmapuan tambahan dan kerjasama dengan perangkat tambahan. Sebagian besar sistem ini menawarkan koneksi internet. Software dasar biasanya memudahkan untuk :

Melihat secara langsung dan mengumpulkan video – aplikasi Server.
Melihat langsung dan video rekaman via internet – aplikasi Klien.
Memutar video rekaman – aplikasi Browser.

Adalah perlu diperhatikan bahwa sistem ini tidak memerlukan super komputer untuk operasinya namun komputer harus mampu mendukung sistem pengawasan.

Disamping fungsi standar yang biasa dilakukan oleh sistem analog maka sistem digital memberikan kemampuan tambahan seperti :

Registrasi dengan jumlah frame yang lebih besar tiap detiknya misalnya hingga 200 frame/second untuk semua kamera.
Operasi jaringan.
Kemudahan dan kecepatan akses untuk tiap gambar rekaman.
Kemungkinan pembuatan sistem bebas untuk layanan.
Kemungkinan digabungkannya sistem CCTV dengan sistem lainnya seperti alarm anti perampokan maupun kebakaran.
Kemudahan menambahkan sistem lain melalui koneksi alat tambahan untuk keperluan kendali jarak jauh, kamera PTZ berputar, dan rekaman audio.

Monitor
Adalah penting untuk memperhatikan pemilihan monitor dengan diagonal yang tepat. Jika monitor digunakan secara sporadis maka ukuran diadonal yang diperlukan antara 12 hingga 15 inchi. Jika untuk pengawasan real time maka diperlukan monitor dengan diagonal yang lebih besar dari 20 inchi.

Kesimpulan
Pengawasan dengan sistem seperti ini mampu menurunkan jumlah aksi kejahatan di SPBU. Dengan menurunnya jumlah aksi kejahatan maka pengunjung SPBU semakin bertambah dengan keperluan tidak hanya membeli bahan bakar namun untuk keperluan yang lain seperti makan di restoran SPBU atau pergi ke toko serba ada. Selain itu konsumen tidak perlu khawatir atas kendaraan yang diparkirnya karena diawasi dengan baik. Dengan kata lain sistem seperti ini mampu meningkatkan keamanan di tiap SPBU.