Wednesday, May 30, 2007

BBMWATCH News Release Juni 2007

Harga Motor Gasoline (Mogas) Singapore yang menjadi acuan harga Premium terus mengalami kenaikan. Akibatnya harga Keekonomian Premium pada periode Juni 2007 naik 14,2% menjadi Rp 6.226/ Liter. Tentunya hal ini akan berdampak pada pembengkakkan beban subsidi Dimana Pemerintah telah terlajur menjanjikan tidak ada kenaikan BBM hingga 2009.

Lonjakan juga terjadi pada harga Gasoil Singapore yang menjadi acuan harga Solar. Harga Keekonomian solar Juni 2007 ini kembali naik 10,8% menuju Rp. 5.802/ Liter. Sama halnya dengan Premium, maka beban subsidi solar (sektor transportasi) juga semakin besar.

Hal yang sama juga terjadi pada harga kerosene Singapore sebagai acuan harga minyak Tanah. Harga Keekonomian Minyak tanah pada bulan Juni 2007 naik 8,4% menjadi Rp. 5.855/ liter, akibatnya subsidi minyak tanah juga akan semakin besar hingga mencapai diatas Rp. 3.500/ liternya.

Dengan demikian, bisa dipastikan harga Bahan Bakar Khusus (BBK) seperti Pertamax dan Pertamax Plus akan kembali naik seiring lonjakan harga Motor Gasoline RON 92 dan 95 di pasar singapore. Berdasarkan perhitungan BBMwatch harga Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina DEX (Solar Grade Tinggi) pada Juni 2007 nanti diperkirakan berturut-turut sekitar Rp. 6.376, Rp. 6.651, dan Rp. 6.552 per Liternya.

Untuk harga Bahan Bakar Nabati/ Biofuel sesuai dengan harga referensi Biodiesel dan Ethanol bulan Mei-Juni 2007 juga mengalami kenaikan cukup tajam. Diperkirakan harga keekonomian Ethanol (Bio-Premium) dan Biodiesel (Bio-Solar) berturut-turut mencapai angka Rp. 4.934/ liter, dan Rp. 7.685 / Liternya.

Harga LPG Saudi Aramco Contract Prices (Aramco CP) berdasar data akhir Mei 2007 yang dapat menjadi acuan harga keekonomian LPG di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 6.992/Kg.

Harga Minyak Mentah BCI-13 (Rata-rata Harga Minyak Mentah dari 13 Negara Pilihan BBMwatch berdasarkan aspek sensitivitas geopolitik & konsistensi volume produksi) mencapai USD 64.52/ Barrel. Total produksi per Mei dari negara BCI-13 mencapai 50.220.000 barel, sekitar 60% produksi dunia.

1 comment:

Anonymous said...

Analisis BBMwatch cukup tajam. "Giri Pertamina"