Wednesday, September 19, 2007

Regulasi franchise SPBU di Cina

Guna memenuhi komitmen atas masuknya Cina ke dalam WTO, Kementerian Perdagangan Cina telah mendirikan Manajemen Pasar Produk Minyak Hasil Kilang serta Manajemen Pasar Minyak Mentah dimana kedua lembaga tersebut akan memulai tugasnya setelah 1 Januari 2007.

Hak operasi bagi pebisnis besar (wholesaler) untuk minyak mentah dan produk kilang telah dibuka bagi pihak luar. Perusahaan swasta pun mulai berdatangan untuk terlibat dalam pasar distribusi produk kilang di Cina. Akhir 2006, perusahaan partai besar (wholesaler) milik negara menikmati porsi pasar sebanyak 33,4% untuk produk kilang. Pada saat yang sama SPBU milik negara menguasai pasar Cina sebanyak 56,3%. Jumlah SPBU di Cina hingga saat ini terus bertambah dengan pesat dan hal menimbulkan industri SPBU Cina berada di persimpangan jalan mengingat input kilang domestik secara bertahap melakukan diversifikasi akibat dibukanya pasar dalam negeri.

Akibat persaingan pasar dan makin terbatasnya profit dalam industri SPBU ini maka jumlah SPBU di Cina mulai berkurang secara perlahan akibat 3 alasan penting. Yang pertama adalah mekanisme penetapan harga domestik untuk produk kilang (termasuk BBM) yang secara bertahap mengarah pada pola konsumtif sedangkan profit margin SPBU dari tahun ke tahun terus berkurang. Dibandingkan periode Rencana Pembangunan Lima Tahun Ke-9, profit margin gross untuk SPBU pada periode pembangunan ke-10 berkurang sebesar 45% - 60%. Yang kedua adalah akan bermunculannya perusahaan SPBU baru yang akan menambah persaingan. Sebagai misal, Sinopec dan CNOOC yang keduanya adalah milik swasta dan seperti halnya dengan perusahaan asing lain seperti Shell dan BP akan berupaya masuk dalam industri SPBU Cina. Yang terakhir adalah biaya pembangunan SPBU yang makin mahal seiring dengan makin tingginya harga tanah di Cina.

Agar bisa bersaing di pasar produk BBM maka hampir semua perusahaan domestik Cina secara aktif merambah sumber daya baru terkait dengan produk minyak seperti komoditas, klien, dan pola bisnis yang menguntungkan. Saat ini keuntungan dari supermarket serba ada yang bisa didirikan dalam SPBU di Cina mengalami peningkatan sebesar 45%-55% dari total keuntungan. Namun demikian, bisnis produk non minyak di Cina tersebut mulai menurun akibat lemahnya manajemen dan kurangnya rencana kelayakan. Meski demikian, tingginya potensi pasar produk non minyak di Cina akan dibawa menuju persaingan penuh seiring tingginya kepemilikan kendaraan di sana serta perubahan pola konsumsi masyarakat Cina yang juga dibarengi dengan upaya yang dilakukan oleh raksasa industri baik di dalam maupun luar negeri Cina.

Fase Nasional dan Fase standar Emisi akan diterapkan pada tahun 2007 dan 2010. Fase Standar Emisi Cina akan diberlakukan di Cina pada tanggal 1 Juli 2007. Kenyataannya Fase Emisi Cina tersebut pertama kali diberlakukan di Beijing pada tanggal 1 Januari 2006 dimana hanya beberapa puluh SPBU yang mampu memenuhi standar tersebut. Dengan kata lain industri SPBU Cina akan berkembang menuju orientasi kualitas bukan lagi orientasi kuantitas seperti yang akan berlaku pada Rencana Pembangunan 5 Tahun Ke-10 (2006 – 2010).

No comments: